Rabu, 02 Februari 2011

Bandara

Bandara.

Entah kenapa tempat ini bener-bener tempat yang sangat sangat sangat istimewa.

Sebuah pertemuan berawal dari sini.

Bahkan sebuah perpisahan pun berakhir disini.

Tempat yang sebagian orang menganggapnya adalah tempat yang romantis, namun ada juga sebagian yang lain mengatakan tempat ini adalah tempat yang menoreh luka.

Romantis karena-yah seperti yang kita tahu sendiri-di sinetron-sinetron sering kali terjadi adegan yang diluar dugaan di tempat ini. Misalnya seorang cewek/cowok yang rela berlari-lari dari rumahnya atau dimanapun dia berada lari-lari ke bandara hanya untuk mengejar kekasihnya agar tidak pergi meninggalkannya.

Tempat ini juga didedikasikan sebagai tempat untuk menyatakan cinta.

Menoreh luka ya tentu saja tempat ini adalah batas kita untuk berpisah dengan orang-orang yang kita sayangi.

Untuk saya sendiri, saya mempunyai moment spesial sekaligus momoent menyedihkan di tempat yang disebut bandara ini.

Moment menyedihkan yang saya alami ini terjadi tepatnya di bandara Polonia (Medan), kejadian ini sudah lama sekali. 3 tahun yang lalu. Saat itu tanggal 4-July-2007 adalah hari terakhir dimana aku berpisah dengan orang yang sangat aku sayangi-sahabatku. Saat itu tanpa disengaja kami bertemu disebuah ruang tunggu yang memang disediakan untuk para penumpang pesawat yang menunggu giliran keberagkatannya. Saat itu kami sama-sama saling tidak tahu kalau kami berada di tempat yang sama. Bahkan aku juga tidak sadar ketika aku duduk tepat dibelakangnya. Dan ketika kami sama-sama saling menyadari keberadaan masing-masing, kami pun terkejut bercampur heran. Karena ini semua bener-bener diluar dugaan kami. Khususnya aku. Aku tau dia memang berangkat hari itu tapi aku tak menyangk a jadwal keberangkatan kami sama. Tentu saja dengan tujuan yang berbeda. Dia ke Jakarta dan aku ke Batam. Well ayahnya pindah kerja kesana dan otomatis dia juga pindah sekolah kesana. Aku sendiri untuk pergi berlibur. Ya memang waktu itu adalah waktunya liburan buat anak sekolahan. Aku masih ingat, saat itu kami duduk berdua dalam diam. Kami terpaku dengan pikiran masing-masing. Aku sendiri memikirkan bahwa kenyataan yang harus aku hadapi, yaitu aku tidak akan lagi berjumpa dengannya. Sedangkan dia aku tidak tahu apa yang ada didalam pikirannya. Mungkin selama ini kami lebih sering bekomunikasi lewat surat. Ya surat. Kami lebih sering bercerita, curhat, mengutarakan perasaan masing-masing lewat sebuah surat. Padahal kami satu sekolah, satu kelas bahkan. Namun entah mengapa dengan cara seperti itu terasa sangat nyaman bagi kami. Bahkan ketika dia menyampaikan kabar bahwa dia akan pindah sekolah juga lewat sebuah surat. Itu sudah menjadi kebiasaan kami selama bertahun-tahun bahkan hinggak kami masuk di SMP yang sama. Sampai sekarang aku juga ga percaya pernah melakukan hal itu. Bahkan mengingatnya saja membuat ku tersenyum. Hal itu tidak akan pernah aku lupakan. Bahkan surat-surat dari sahabatku itupun masih aku simpan sekarang.

Itulah tempat terakhir aku betemu dengannya. Sampai sekarang pun aku belum pernah berjumpa dengannya lagi.Dan aku sangat sangat sangat merindukannya.

Tidak salah kalau aku menyebutkan bahwa bandara itu tempat menoreh luka. Karena seperti yang aku alami, di bandara ini aku berpisah dengan orang yang aku sayangi.

Tapi di bandara ini aku juga merasakan moment special yang ga akan pernah aku lupain seumur hiupku. Tepatnya ini terjadi di bandara Hang Nadim (Batam). Aku juga ga tahu kenapa aku gabisa lupain hal ini. Aku ingat, ketika itu aku melihat seorang cowo sedang duduk diruang tunggu. Dia mengenakan kaus oblong berwarna hijau tua dengan celana jeans biru. Dia bersama kedua orang tuanya dan seorang cewek yang mungkin kakaknya. Aku tidak mengenalnya. Kami tidak pernah berbicara. Aku bahkan baru melihatnya hari itu. Tapi yang aku tau saat itu mata kami saling bertemu dan serasa tidak ada orang lain disana. Hanya kami berdua. Aku juga tidak mengerti kenapa aku merasakan hal seperti itu. Sayang perasaan itu tidak berlangsung lama karena terdengar sebuah suara yang membahana mengatakan pesawat tujuanku ke Medan akan segara berangkat. Akupun bergegas mengambil semua barang bawaanku dan berjalan kearah pintu luar tanpa menoleh sedikitpun kebelakang. Aku terlalu malu untuk menoleh. Terlalu gugup untuk melihatnya lagi. Dan sekarang aku menyesali kebodohanku itu karena aku sampai sekarang terus penasaran apakah waktu itu dia masih tetap melihatku ketika aku berjalan memunggunginya. Entahlah. Yang jelas aku tidak bisa melupakan hal ini dan hal ini malah aku anggap sebagai moment spesial aku ketika di bandara.

Itulah sebagian kisah yang pernah aku alami di salah satu tempat yang paling istimewa yang pernah aku ketahui.

Bandara.

Hahh aku kangen dengan suasana bandara. Dimana ada keramaian disana dengan kesibukan masing-masing orang di dalamnya. Dimana tempat ini menjadi jurang pemisah serta menjadi tempat penyatuan.

Lama udah engga ke bandara. Tapi tetap kenangan yang pernah aku rasain akan selalu ada :)

Nb : postingan kali ini aku dedikasikan khusus buat sahabat aku dan kenangan masa lalu :)

0 komentar:

Posting Komentar