Hari ini adalah puncak dari liburan aku selama ini. Aku pergi ke Siak. Sebuah kota kecil yang terletak di Riau. Ada keistimewaan dari kota kecil ini, yaitu terdapat sebuah Kerajaan yang bernama Siak. Perjalanan yang aku tempuh dari Pekanbaru memakan waktu 3 jam. Dan sialnya aku duduk di paling belakang. Ga nanggung-nanggung jalan yang kami lalui begitu buruknya ampe mobil yang barusan di cuci pun berubah warna lagi jadi warna coklat. Begitu jeleknya sampai pinggangku rasanya mau patah. Itudia tadi..........karena duduk di belakang itu, ditambah lagi dengan jalan yang setengah jadi, berbatuan terjal, dan berkelok-kelok ada gundukan, maka jadilah pinggangku, punggungku, perutku, dan bagian tubuhku yang lainnya menjadi korbannya. Hingga akhirnya aku menderita penyakit pegal linu -_- dan itu aku rasakan selama 3 jam !!! Coba bayangkan betapa perjuangan aku itu harus diacungkan jempol.
Tapi begitu sampai di tempat tujuan.....semua itupun terbayar. Tempat ini begitu menakjubkan.
Istana siak ini sekilas tidak seperti istana biasanya namun apa yang ada di dalamnya begitu mengandung sejarah yang luas dan mengandung unsur syarat akan makna.
Aku sampai lupa dengan penderitaan yang aku alami ini.
Ini penampakan Istana dari luar gerbang....
Saking cintanya aku sama foto-foto, aku sampe gapeduli lagi ama sejarah tentang kerajaan Siak ini. Ampe lupa nanya ama narasumbernya padahal kan yang penting itu sejarahnya bukan foto-fotonya. Tapi cemanalah namanya juga magipo (manusia gila poto).
Kerajaan Siak ini juga punya lambang, ini dia....
Dan ini foto tentang tata letak singgasana rajanya....
Mungkin untuk sejarahnya aku ceritain juga kok, tapi aku ambil dari om wikip....
Ini dia sejarah tentang kerajaan Siak...
Kerajaan Siak Sri Indrapura didirikan pada tahun 1723 M oleh Raja Kecik yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah putera Raja Johor (Sultan Mahmud Syah) dengan istrinya Encik Pong, dengan pusat kerajaan berada di Buantan. Konon nama Siak berasal dari nama sejenis tumbuh-tumbuhan yaitu siak-siak yang banyak terdapat di situ.
Sebelum kerajaan Siak berdiri, daerah Siak berada dibawah kekuasaan Johor. Yang memerintah dan mengawasi daerah ini adalah raja yang ditunjuk dan di angkat oleh Sultan Johor. Namun hampir 100 tahun daerah ini tidak ada yang memerintah. Daerah ini diawasi oleh Syahbandar yang ditunjuk untuk memungut cukai hasil hutan dan hasil laut.
Pada awal tahun 1699 Sultan Kerajaan Johor bergelar Sultan Mahmud Syah II mangkat dibunuh Magat Sri Rama, istrinya yang bernama Encik Pong pada waktu itu sedang hamil dilarikan ke Singapura, terus ke Jambi. Dalam perjalanan itu lahirlah Raja Kecik dan kemudian dibesarkan di Kerajaan Pagaruyung Minangkabau.
Sementara itu pucuk pimpinan Kerajaan Johor diduduki oleh Datuk Bendahara tun Habib yang bergelar Sultan Abdul Jalil Riayat Syah.
Setelah Raja Kecik dewasa, pada tahun 1717 Raja Kecik berhasil merebut tahta Johor. Tetapi tahun 1722 Kerajaan Johor tersebut direbut kembali oleh Tengku Sulaiman ipar Raja Kecik yang merupakan putera Sultan Abdul Jalil Riayat Syah.
Dalam merebut Kerajaan Johor ini, Tengku Sulaiman dibantu oleh beberapa bangsawan Bugis. Terjadilah perang saudara yang mengakibatkan kerugian yang cukup besar pada kedua belah pihak, maka akhirnya masing-masing pihak mengundurkan diri. Pihak Johor mengundurkan diri ke Pahang, dan Raja Kecik mengundurkan diri ke Bintan dan seterusnya mendirikan negeri baru di pinggir Sungai Buantan (anak Sungai Siak). Demikianlah awal berdirinya kerajaan Siak di Buantan.
Namun, pusat Kerajaan Siak tidak menetap di Buantan. Pusat kerajaan kemudian selalu berpindah-pindah dari kota Buantan pindah ke Mempura, pindah kemudian ke Senapelan Pekanbaru dan kembali lagi ke Mempura. Semasa pemerintahan Sultan Ismail dengan Sultan Assyaidis Syarif Ismail Jalil Jalaluddin (1827-1864) pusat Kerajaan Siak dipindahkan ke kota Siak Sri Indrapura dan akhirnya menetap disana sampai akhirnya masa pemerintahan Sultan Siak terakhir.
Pada masa Sultan ke-11 yaitu Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin yang memerintah pada tahun 1889 ? 1908, dibangunlah istana yang megah terletak di kota Siak dan istana ini diberi nama Istana Asseraiyah Hasyimiah yang dibangun pada tahun 1889.
Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim ini Siak mengalami kemajuan terutama dibidang ekonomi. Dan masa itu pula beliau berkesempatan melawat ke Eropa yaitu Jerman dan Belanda. Setelah wafat, beliau digantikan oleh putranya yang masih kecil dan sedang bersekolah di Batavia yaitu Tengku Sulung Syarif Kasim dan baru pada tahun 1915 beliau ditabalkan sebagai Sultan Siak ke-12 dengan gelar Assayaidis Syarif Kasim Abdul Jalil Syaifuddin dan terakhir terkenal dengan nama Sultan Syarif Kasim Tsani (Sultan Syarif Kasim II).
Bersamaan dengan diproklamirkannya Kemerdekaan Republik Indonesia, beliau pun mengibarkan bendera merah putih di Istana Siak dan tak lama kemudian beliau berangkat ke Jawa menemui Bung Karno dan menyatakan bergabung dengan Republik Indonesia sambil menyerahkan Mahkota Kerajaan serta uang sebesar Sepuluh Ribu Gulden.
Dan sejak itu beliau meninggalkan Siak dan bermukim di Jakarta. Baru pada tahun 1960 kembali ke Siak dan mangkat di Rumbai pada tahun 1968.
Beliau tidak meninggalkan keturunan baik dari Permaisuri Pertama Tengku Agung maupun dari Permaisuri Kedua Tengku Maharatu.
Pada tahun 1997 Sultan Syarif Kasim II mendapat gelar Kehormatan Kepahlawanan sebagai seorang Pahlawan Nasional Republik Indonesia. Makam Sultan Syarif Kasim II terletak ditengah Kota Siak Sri Indrapura tepatnya disamping Mesjid Sultan yaitu Mesjid Syahabuddin.
Diawal Pemerintahan Republik Indonesia, Kabupaten Siak ini merupakan Wilayah Kewedanan Siak di bawah Kabupaten Bengkalis yang kemudian berubah status menjadi Kecamatan Siak. Barulah pada tahun 1999 berubah menjadi Kabupaten Siak dengan ibukotanya Siak Sri Indrapura berdasarkan UU No. 53 Tahun 1999.
Sumber
departemen Dalam Negri.profil propinsi repuklik indonesia:riau.jakarta: yayasan bakti wawasan nusantara
netscher,E.belanda di johor dan siak:1602-1865.pemda tk. II siak dan yayasan arkeologi dan sejarah"bina pustaka"
Tim universitas riau.1976. sejarah riau. pekanbaru: pemda tk. I propinsi riau
Untuk selanjutnya aku ga bisa ngejelasin lagi dengan kata-kata....speechles aja gitu gatau juga deh apa karena ini efek dari pegal linu itu.
Tapi aku nunjukin foto-foto aku ajadeh.....mewakili hehe
Dan ini foto foto tentang bangunan mesjid agung yang ada di kota Siak ini...mesjid nya lebih besar daripada mesjid agung di kota Medan loh...
Sebenernya ada sih foto tentang peninggalan-peninggalan, tentang ruang makannya, foto rajanya.....cuman next time aja kaliyaaaa aku edit lagi hehe
sekian dulu deh.
thanks for visiting my blog :)